Tim PKM 2024 UNY Berhasil Ciptakan Karya Inovasi Bistbox: Kombinasi Biskuit Tempe dan Boardgame Fabel Nusantara Untuk Mengatasi Gerakan Tutup Mulut Balita

Yogyakarta - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan inovasi kuliner baru "Bistbox" dengan menciptakan biskuit sehat berbahan dasar tempe lokal. Kelima mahasiswa yang sedang melaksanakan pendanaan PKM-K tahun 2024 ini diantaranya, Siti Nursipa Wulida, Nur Evirda Khosyiati, Rifki Refiyandi, Putri Aprillia Panggabean, dan Syifaun Nuha Al Affifah, didampingi oleh Dosen yang ahli pada bidang pangan yakni, Ibu Dr. Nani Ratnaningsih S.TP. MP. Biskuit yang kaya akan protein nabati dan zat gizi lainnya ini diharapkan dapat menjadi produk yang diminati oleh masyarakat luas terutama bunda-bunda yang sedang memiliki bayi dibawah umur lima tahun (Balita), dan mereka yang mencari pilihan camilan sehat dan bergizi. Ide untuk mengembangkan biskuit berbahan dasar tempe berawal dari keinginan untuk menciptakan produk makanan yang sehat dan ramah lingkungan. Selain memiliki kandungan gizi yang tinggi, produk juga sudah disertai dengan sejumlah legalitas dan sertifikasi yang lengkap. Bistbox telah tersertifikasi halal, memiliki HAKI, Nomor Induk Berusaha (NIB), dan SPPIRT. Selain itu, pada kemasan juga tertera informasi gizi, sehingga menjadikan Bistbox sebagai pilihan camilan yang dapat diandalkan dan menyehatkan bagi anak-anak.

Biskuit khusus balita ini dimaksudkan untuk membantu anak-anak berusia antara satu hingga tiga tahun dalam mengatasi masalah Gerakan Tutup Mulut (GTM). Bistbox berisi 10 kemasan primer yang berisi 3 keping biskuit berbentuk hewan dan terdapat buku panduan monitoring, juga kemasan yang bisa didaur ulang sebagai papan permainan,  mengintegrasikan ide edukasi dengan kemasan interaktif yang menceritakan kisah-kisah fabel Nusantara, sekaligus memberikan manfaat gizi dari tempe yang merupakan sumber protein nabati yang tinggi. Selain menyehatkan, produk ini juga mempromosikan edukasi sejak dini dan menumbuhkan apresiasi yang lebih besar terhadap kuliner nusantara, termasuk tempe. Proses pembuatan "Bistbox" melalui beberapa tahap, termasuk validasi produk yang terus dilakukan agar dapat menghasilkan biskuit dengan kualitas bagus dan rasa yang enak.

Biskuit ini telah mendapatkan respon positif dari berbagai pihak, baik dosen, Ibu-ibu, maupun komunitas kuliner. Tim  memperkenalkan "Bistbox" ke pasar yang lebih luas melalui berbagai pameran, toko perlengkapan balita, toko ritel, acara kuliner di Yogyakarta, dan menjualnya secara direct selling di tempat wisata keluarga di sekitar Yogyakarta. Inovasi ini merupakan contoh nyata bagaimana kreativitas dan ilmu pengetahuan dapat bersinergi untuk menciptakan produk yang tidak hanya bernilai komersial namun juga memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan masyarakat. Diharapkan semakin banyak inovasi serupa yang lahir dari kalangan akademisi untuk membantu memajukan industri pangan di Indonesia. Nantinya, apabila Bistbox berhasil membawa tim UNY ke ajang bergengsi PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa) hal ini akan membuka potensi yang besar dalam menggabungkan inovasi kuliner dengan edukasi gizi untuk anak-anak.