PERLU PENINGKATAN KAPASITAS PRODUSEN KUDAPAN DI PASAR PAGI KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA.

Sebagai Kota Pariwisata, Yogyakarta memiliki beberapa potensi wisata diantaranya: wisata budaya, wisata alam, wisata belanja, dan wisata kuliner. Salah  satu  kegiatan  bisnis  yang  berbasis  ekonomi  kerakyatan adalah dijajakannya jenis kudapan sebagai hidangan selingan ataupun hidangan penutup.
Saat ini, kudapan tidak hanya ditemukan di pasar tradisional saja, akan tetapi juga dapat dijumpai di toko-toko kue, pinggir jalan dan hotel-hotel, sebagai hidangan selingan atau snack. Biasanya para pebisnis kue tradisional lebih memilih menerima penjualan kue dalam bentuk pesanan. Dengan sektor industri rumah tangga tersebut, dapat membantu pemerintah daerah dalam upaya memberdayakan sumber daya manusia aktif dan produktif serta meningkatkan pendapatan keluarga maupun pendapatan daerah. 
    Keberadaan pasar pagi Karangwaru Tegalrejo Jogyakarta  dari dulu hingga sekarang    cukup  banyak  diminati masyarakat yang  sebagian besar diambil oleh tengkulak, dibuat berdasarkan pesanan ataupun dibeli  para konsumen secara langsung.   Saat  ini  sudah terdapat paguyuban penjual makanannya dengan anggota sekitar 70 orang. Mayoritas sudah memiliki pelanggan, sehingga persaingan bisnis yang cenderung dan aman serta mampu bersaing. Masalah yang dijumpai dalam penyelenggaraan makanan negatif. Namun demikian masih sering ditemukan makanan yang tidak terjual, sehingga menyebabkan kerugian bagi produsen. Hal tersebut bisa terjadi, karena kualitas produknya yang kurang bagus dalam rasa, warna serta penampilan.  Selain itu sekarang sudah ada penjual berbentuk took yang buka dari pagi hingga malam.  Oleh karena itu produsen kudapan  dituntut untuk mampu membuat standart produk yang berkualitas yakni baik, bersih kudapan adalah 1) kurangnya pengetahuan dan keterampilan membuat standart produk kudapan yang berkualitas dan bersih 2) kurangnya pengetahuan tentang makanan yang baik dan aman. 3) Kurangnya pengetahuan dan dalam menerapkan kemasan. 4) kurang luasnya jangkauan pemasaran. 
   Departemen Pendidikan Teknik Boga dan Busana, khususnya Prodi Pendidikan Tata Boga merupakan departemen yang mempunyai potensi yang strategis dalam memberikan keterampilan dan pengetahuan bidang kuliner kepada masyarakat. Oleh karena itu, pelatihan dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas produk kudapan serta dalam memperluas jangkauan pemasaran. 
Acara dimulai pagi hari nampak para peserta dari Desa Karangwaru berdatangan di lokasi sosialisasi GOR Karangwaru dan dilakukan pembukaan hingga diskusi terkait jajanan pasar. Pembukaan dihadiri oleh 25 peserta dari Kalurahan Karangwaru diawali dengan pengondisian peserta oleh Tim PKM Dosen dan Mahasiswa, serta penyampaian jadwal  pelaksanaan kegiatan oleh Ibu Dewi Eka Murniati, S.E., M.M., Ph.D. Acara diawali sambutan oleh Prof. Dr. Dra. Marwanti, M.Pd. selaku Ketua tim PKM dibersamai dengan Ibu Dr. Dra. Badraningsih Lastariwati, M.kes dan Ibu Aulia Wijayanti, S.Pd., M.Pd. dibuka oleh Bapak Anggit Safrudin selaku lurah Kalurahan Karangwaru dan sambutan terakhir oleh Bapak Drs. Marsadi selaku ketua Persatuan Pedagang dan Jajanan Pasar (PPJP). 
Pertemuan dilaksanakan di GOR Karangwaru membawa akan produk yang biasa diproduksi dan dijual. Acara diisi dengan evaluasi produk makanan yang sudah biasa di produksi, didiskusikan kualitas dan kemasannya, dan diberi masukan tentang masukan kualitas dilihat dari organoleptik.
Pengembangan produk dari produsen di Pasar Kricak saat ini terbatas pada pemahaman dan pengetahuan terkait keamanan pangan dan kemasan. Keterbatasan yang saat ini ada dikarenakan adanya gap usia dan generasi pada produsen yang saat ini mayoritas dilakukan oleh ibu-ibu dengan usia diatas 45 tahun. Keterbatasan dalam penggunaan social media juga menjadi kendala dalam pengembangan marketing produk. Melihat kebutuhan akan tuntutan konsumen tersebut melalui pelatihan ini maka team Pengabdian melakuakn pelatihan tiidak hanya berfokus pada perbaikan produk namun juga pada pengelolaan marketing terutama di digital marketing dan brand awareness. 
Berdasarkan diskusi sosialisasi hari pertama diketahui bahwa produk yang dijual didominasi berbahan dasar terigu, sehingga disepakati praktik selanjutnya terdapat kudapaan berbahan dasar singkong. Materi praktik adalah membuat domino singkong dan donat kentang. Selanjutnya  praktik membuat Marmer Cake dan Schotel Jagung. Setelah membuat dua menu tersebut peserta diajak untuk mengetahui lebih dalam melalui paparan pemasaran kemasan, unggulan produk, dan pengelolaan sosial media. Pertemuan  yang terakhir pemaparan materi pemasaran oleh Ibu Dewi Eka Murniati, S.E., M.M., Ph.D.
Itulah beberapa kegiatan yang melibatkan antusias peserta yang dilaksanakan pada Sosialisasi Peningkatan Kapasitas Produsen Kudapan yang dilaksanakan Pasar Pagi Jalan Magelang Karangwaru Tegalrejo Yogyakarta. Sesuai informasi yang telah dijalankan oleh tim PKM, kegiatan yang mengusung kajian Industri Kreatif dan Pemberdayaan Keluarga dengan tujuan SDG’s Konsumsi dan Produksi yang bertanggungjawab.  Melalui pelatihan pengabdian masyarakat ini maka diharapkan produsen jajan pasar yang berada di pasar Kricak dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas penjualan produknya.