Membedah Pelaksanaan Kerangka Kualifikasi Eropa dan Asia

“Kerangka kualifikasi Eropa mengacu pada 8 tingkatan kompetensi yang didefinisikan dala seperangkat deskripsi sebagai indikasi hasil pembelajaran yang relevan pada syarat-syarat tiap level sistem kualifikasi”, papar Prof. Thomas Kohler saat menjadi pembicara pada Studium Generale yang membedah pelaksanaan  National Qualification Framework yang diadakan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (16/05/2014).

Dekan Fakultas Teknik UNY, Dr. Moch Bruri Triyono memaparkan tujuan agenda ini adalah untuk mnegtahui sejauh mana negara-negara lain dalam menerapkan Kerangka Kualifikasi dalam sistem pemebelajaran mereka. “Tentunya, ini bisa menjadi forum diskusi untuk bertukar ide, gagasan, dan pengalaman dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam penerapan sistem kualifikasi”, tandasnya. 

Kohler menambahkan bahwa Kerangka Kulifikasi Eropa merupakan sebuah referensi umum yang akan menjembatani perbedaan sistem kualifikasi national dari tiap negara. Pada praktiknya, kata Kohler, kerangka ini akan menjadi alat penerjemah agar uraian dan target capaian kualifikasi mudah untuk dipahamai. “Sistem ini akan membantu seorang pelajar maupun pekerja yang mempunyai harapan untuk melanjutkan studi maupun bekerkarir di luar negeri”, imbuhnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Felino B. Juvines, dari Filipina menjelaskan bahwa tantangan penerapan kerangka kualifikasi nasional di negaranya terletak pada usaha untuk menciptakan jaringan kolaborasi dengan dunia internasioanl sehingga sistem yang ada bisa benar terimplementasikan dengan baik. “Selain itu, sinergi antara bagian akademik dengan dunia industri harus terus digiatkan agar tercipta keseragaman visi dalam implementasi kerangka kualifikasi di tiap negara”, tambahnya.

Sedangkan Assoc. Prof. Dr. Numyoot Songthanapitak dari Thailand menekankan pentingnya menstruktur ulang pendidikan dan pelatihan vokasi berdasarkan sistem kerangka kualifikasi nasional. Di Thailand, jelas Prof. Numyoot,  telah didirikan Thailand Professional Qualification Institute untuk mengembangjan sistem kualifikasi profesionak dan mendukung sektor industri dalam mengembangkan standar pekerjaan berbasis kompetensi.

“Ditempat kami (Rajamangala University of Technology-RMUTL) terus berupaya untuk mensinergikan pendidikan dan pelatihan vokasi dengan kerangka kualifikasi dan kerangka kualifikasi profesional salah satunya dengan mengembangkan sofetware engineering course development untuk proses pembelajaran yang terintegrasi dengan pekerjaan”,tutupnya. (hryo)