“APIK” Terobosan Baru Pencegah Kebakaran

Kebakaran merupakan hal yang kerap terjadi di Indonesia dan paling sering disebabkan oleh hubung singkat arus listrik. Statistik kebakaran menurut penyebab pada tahun 2015 di Jakarta disebutkan bahwa kebakaran akibat hubung singkat arus listrik mencapai hingga 711 kasus atau sekitar 80.6 % dari seluruh kasus kebakaran di Jakarta (Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, 2016). Alat pendeteksi kebakaran yang sudah ada di pasaran seperti fire alarm atau smoke detector ternyata belum cukup ampuh untuk menghindari kebakaran akibat hubung singkat arus listrik karena alat-alat tersebut bekerja sesaat kebakaran telah terjadi. 

Dari kondisi tersebut, kelompok mahasiswa UNY yang terdiri dari Riyan Agus Setiyono, Muhammad Said, Ridwan Afandi, Ayu Larasati serta Muhamad Ali M.T. selaku dosen pembimbing menciptakan APIK (Alat Proteksi Kebakaran) yakni alat proteksi kebakaran yang berfungsi mencegah kebakaran akibat hubung singkat arus listrik. Berbeda dengan alat pendeteksi kebakaran yang sudah ada di pasaran yang hanya bekerja saat kebakaran terjadi, APIK adalah salah satu solusi jitu dalam melakukan tindakan preventif untuk mencegah kebakaran terjadi. Inovasi alat proteksi kebakaran ini merupakan salah satu kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta 2017 yang berhasil didanai oleh Dikti. 

Riyan menjelaskan bahwa APIK memiliki tujuan utama untuk meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran akibat hubung singkat arus listrik dengan tindakan preventif yang dilakukan oleh APIK.

“Cara kerja alat kami adalah dengan membaca arus listrik secara akurat dan apabila arus melebihi batas relay akan bekerja untuk mematikan arus listrik secara otomatis," ungkapnya.

“Jadi secara detail, hubung singkat terjadi ketika besaran arus listrik yang mengalir meningkat dengan cepat dan sangat besar. Oleh karena itu, APIK menggunakan sensor arus yang berfungsi membaca besar arus yang mengalir disetiap kotak, kemudian data besar arus dikirimkan ke mikrokontroler yang dapat di monitor melalui LCD,” ujarnya.

“Jika besaran arus melebihi batas yang ditentukan maka mikrokontroler akan memerintahkan relay untuk memutus rangkaian secara otomatis sehingga kebakaran tidak terjadi,” imbuhnya.
“Sedangkan desain alat dilakukan agar tahan dari gangguan luar dengan menggunakan plat besi sebagai body alat,” lanjutnya.

“Dengan adanya APIK diharapkan kebakaran dapat dicegah, kerugian dapat diminimalisir, dan juga dapat mensejahterakan masyarakat karena kebakaran dapat diantisipasi secara dini,” tutup Riyan.